DIAM

undefined
undefined. undefined

Diam diam diam dan diam. Gitu sih katanya. Tapi ya gak tau juga sih. Cuma mau ngeshare sedikit karya dari someone neh. Ciiieeeehh,,ihir prikitiuuuww. . Sapa itu ?. Eitszz,,sudah sudah jangan ribut dulu, nanti minta papamu biar dibeliin yang baru. (sapa juga yang ribut. Stress). Oke kembali ke topik hidayat, eh salah, suma topik aja gak pke hidayat. Ntar salah tulis malah kena SM*SH raketnya bang topik. Berbahaya. . (Apaan lagi ini. . =.=''a ).

Oke,kita kembali ke laptop sodara-sodara,
Postingan kali ini mau ngepost puisi nih karya dari anak Prambanan nun jauh di sana yang sekarang ini (pada saatnulis ini tertanggal 30 Maret 2011) masih ngekost di jalan Melati. Saya juga gak tau sih dia mau ngekost di sana sampe kapan. Untuk lebih jelasnya mending tanya langsung ke orangnya aja. Caranya ketik REGTanyaPertanyaan. Kirim ke Zerozerotekyu (sumpah yang nulis ini aja juga gak tau artinya. @.@'? ).

Puisi ini yang bikin namanya IKA HARIYANTI. Ya bisa ditebaklah kalo dia itu orang jawa bagian Klaten distrik Prambanan. Dia itu suka pethakilan ke gunung. Gak tau juga sih udah berapa gunung yang udah didaki. Pecinta alam gitu deeeehh (dibaca pake bahasa gaol ye). Makanya itu, namanya tak kasih warna hijau kayak warna tumbuh-tumbuhan alam gitu. Nah tumben neh dia punya puisi. Puisinya agak gimana gitu. Di puisinya ada kebo, cumi-cumi, monyet (udah ternak ya ka. hihihi . piss ^_^.v). Trus ada juga mbah Maridjan juga (cucunya mungkin kali ya. . @@) terus ada juga pocong (sereem gan...). Tapi asli bikin senyum-senyum sendiri kok. Bagus kok. Yaudah, daripada kelamaan ngomong,ntar malah keburu to be continued alias bersambung (kayak sinetron aja nih), langsung tak tulis aja puisinya. Cekibrot dah. .

Teruntukmu : seseorang yang belum aku tau siapa itu, aku akan diam.

DIAM

Ku diam di huTan...
Dikira moNyet?

Ku diam d pantai...
Dikira cumi-cumi?

Apakah aku harus diam di hutan daripada di pantai?
Atau dikira cumi-cumi daripada dikira mOnYet?

Atau ku harus diam di gunung...
Dikira cucunya mbAh marijan?

Atau ku diam di kuburan...
Dikira pocoNgan?

Ku diam di sawah...
Dikira kebo?

Ku diam di stasiun...
Dikira bencoNg?

Ku diam d stadioN...
Di kira mau marathoN?

Atau...
Ku harus diam dihatimu...
Dan menjadi...
Cintamu...

The recycle of acid cAinda's poem "Lari"

Silahkan dibaca lalu dihayati dan diresapi ap maksud puisinya. Buat IKA HARIYANTI terima kasih sudah sudi untuk menyumbangkan karyanya untuk di posting di blog saya ini. Kardusannya ditunggu aja ya ka. (dikira kondangan pake kardusan segala).

Special Thanks to IKA HARIYANTI.

One Response to “DIAM”

  1. wezzzt says:

    buahahaha
    i know, i know :D

Your Reply