LULUS


.

Hari ini, 30 September 2011 adalah hari yang bersejarah bagiku. Kenapa? Karena hari ini aku akan berstatus sebagai alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.Senang, bangga, haru semua bercampur jadi satu. Hari dimana apa yang telah diperjuangkan selama 3 tahun di kampus ini, akan dikukuhkan pada hari ini.Hari ini adalah hari pengukuhan kelulusan atau yudisium bagi mahasiswa STAN spesialisasi Akuntansi Pemerintahan.

Menengok ke belakang 3 tahun lalu, dimana saat pertama kali masuk di kampus ini. Masih teringat jelas saat pertama kali terperangah melihat "kemegahan" kampus ini. Haha, kemegahan 3 tahun lalu :p. Saat itu keinginanku hanya satu, semoga nantinya aku bisa membahagiakan ayah ibuku dan juga adikku. Hingga motivasiku untuk terus bertahan di kampus ini adalah mereka, terutama adikku. Dia yang sangat ku sayangi. Fotonya tiap hari terpajang di kamar kost yang sempit. Entah kenapa kalau lihat foto adikku, aku jadi lebih bersemangat. Seperti candu ibaratnya.
 

Tetapi hari ini aku hanya ingin bilang, "Bapak, Ibu anakmu hari ini telah lulus kuliah di kampus ini. Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan padaku. Adikku, kakakmu ini sudah lulus kuliah di kampus ini. Terima kasih atas semangat yang selalu kamu berikan pada kakakmu ini.Terima kasih."

DIAM


.

Diam diam diam dan diam. Gitu sih katanya. Tapi ya gak tau juga sih. Cuma mau ngeshare sedikit karya dari someone neh. Ciiieeeehh,,ihir prikitiuuuww. . Sapa itu ?. Eitszz,,sudah sudah jangan ribut dulu, nanti minta papamu biar dibeliin yang baru. (sapa juga yang ribut. Stress). Oke kembali ke topik hidayat, eh salah, suma topik aja gak pke hidayat. Ntar salah tulis malah kena SM*SH raketnya bang topik. Berbahaya. . (Apaan lagi ini. . =.=''a ).

Oke,kita kembali ke laptop sodara-sodara,
Postingan kali ini mau ngepost puisi nih karya dari anak Prambanan nun jauh di sana yang sekarang ini (pada saatnulis ini tertanggal 30 Maret 2011) masih ngekost di jalan Melati. Saya juga gak tau sih dia mau ngekost di sana sampe kapan. Untuk lebih jelasnya mending tanya langsung ke orangnya aja. Caranya ketik REGTanyaPertanyaan. Kirim ke Zerozerotekyu (sumpah yang nulis ini aja juga gak tau artinya. @.@'? ).

Puisi ini yang bikin namanya IKA HARIYANTI. Ya bisa ditebaklah kalo dia itu orang jawa bagian Klaten distrik Prambanan. Dia itu suka pethakilan ke gunung. Gak tau juga sih udah berapa gunung yang udah didaki. Pecinta alam gitu deeeehh (dibaca pake bahasa gaol ye). Makanya itu, namanya tak kasih warna hijau kayak warna tumbuh-tumbuhan alam gitu. Nah tumben neh dia punya puisi. Puisinya agak gimana gitu. Di puisinya ada kebo, cumi-cumi, monyet (udah ternak ya ka. hihihi . piss ^_^.v). Trus ada juga mbah Maridjan juga (cucunya mungkin kali ya. . @@) terus ada juga pocong (sereem gan...). Tapi asli bikin senyum-senyum sendiri kok. Bagus kok. Yaudah, daripada kelamaan ngomong,ntar malah keburu to be continued alias bersambung (kayak sinetron aja nih), langsung tak tulis aja puisinya. Cekibrot dah. .

Teruntukmu : seseorang yang belum aku tau siapa itu, aku akan diam.

DIAM

Ku diam di huTan...
Dikira moNyet?

Ku diam d pantai...
Dikira cumi-cumi?

Apakah aku harus diam di hutan daripada di pantai?
Atau dikira cumi-cumi daripada dikira mOnYet?

Atau ku harus diam di gunung...
Dikira cucunya mbAh marijan?

Atau ku diam di kuburan...
Dikira pocoNgan?

Ku diam di sawah...
Dikira kebo?

Ku diam di stasiun...
Dikira bencoNg?

Ku diam d stadioN...
Di kira mau marathoN?

Atau...
Ku harus diam dihatimu...
Dan menjadi...
Cintamu...

The recycle of acid cAinda's poem "Lari"

Silahkan dibaca lalu dihayati dan diresapi ap maksud puisinya. Buat IKA HARIYANTI terima kasih sudah sudi untuk menyumbangkan karyanya untuk di posting di blog saya ini. Kardusannya ditunggu aja ya ka. (dikira kondangan pake kardusan segala).

Special Thanks to IKA HARIYANTI.

Blogku Kembali . Hehehe


.

Entah kenapa akhir-akhir ini aku lagi demen yang namanya ngeblog. G kayak dulu. Walaupun udah punya blog dari tahun 2009, tapi blogku ini terbengkalai alias tak terurus sama sekali. Akibatnya udah bisa ditebak, jumlah postingan minimalis banget (kaya model rumah aja), template masih standar alias masih bawaan dari empunya blogspot. Lebih parah selama 1 tahun blog ini seperti mati suri bak hilang ditelan bumi. Cieeehh, apadeh. . =.="a

Tapi sekarang seiring dengan hadirnya semangat ngeblog (padahal gara-gara nganggur gak ada kerjaan), blogku tampil lebih ganteeeng. Kenapa gak cantik aja? Soalnya yang punya blog ini cowok, makanya blognya ganteng. Ntar klo nulis blogku cantik, pada mikir aneh-aneh. Ternyata yang punya blog ini *sensor*. Masak cowok kok cantik, ewer-ewer donk. . Hahaha, makin geje nih.

Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur blog ini kembali hidup. Tampilan udah gak standar alias udah ganteng. Postingan alhamdulillah juga nambah. Jadi betah deh kalo nongkrongin blog sendiri. (Walaupun cuma nongkrong, gak bikin postingan). Huhuhuhu..

Yah, mungkin ini sedikit prakata dari saya bercerita tentang blog ini. Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umunya dan bagi diri saya sendiri pada khususnya (udah kayak orang ceramah aja ini).

Salam Blogger. .

Kerupuk Kehidupan


.

Kerupuk? Ya, kerupuk. Makanan ringan dari Indonesia yang digemari banyak orang. Dari golongan bawah sampai golongan atas. Dari rakyat jelata sampai presiden pun makan krupuk. Tapi kenapa krupuk? Aku akan bercerita tentang seseorang yang hidup dari krupuk. Siapa itu? AKU SENDIRI

Aku adalah seorang anak yang lahir di sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Seperti anak-anak desa lainnya, setiap hari tempat bermainku adalah sawah dan pekarangan di sekitar rumah-rumah. Bersama teman-teman kecilku tertawa bersama dan berlari-lari. Tanpa beban saat itu kurasa. Aku bukan berasal dari keluarga kaya. Ayahku saat itu adalah seorang penjahit baju di sebuah konveksi di kota Solo. Ibuku hanyalah karyawan kecil di sebuah pabrik, juga di kota Solo. Kedua orang tuaku bekerja di kota Solo, tetapi aku tinggal bersama nenekku di Klaten. Aku juga mempunyai adik perempuan yang umurnya lebih muda 2 tahun dariku. Mira namanya. Dan dia juga seperti aku.

Kata nenekku, sejak umur 1 bulan aku ditinggal ayah dan ibuku untuk bekerja di kota Solo dan aku tinggal bersama nenek dan kakekku di desa. Aku yang masih kecil saat itu hanyalah bisa berkata”Ooowwhh, gitu y nek” saat nenek bercerita. Entah kenapa aku tidak merasa marah saat itu. Nenek begitu pintar menenangkanku. Nenekku berkata,”Gak papa. Bapak sama Ibu kerja buat beli susu buat kamu dan adikku”. Pintar sekali nenek menenangkanku di saat aku rindu ayah dan ibuku. Nenek tahu kalau aku sangat sayang dengan adikku. Memang saat itu ayah dan ibuku jarang pulang ke rumah. Kadang seminggu sekali, dua minggu sekali bahkan sebulan sekali. Aku masih ingat saat itu aku ketiduran saat menunggu ayah dan ibuku pulang. Tetapi hingga pagi datang, aku tak mendapati ayah dan ibuku di rumah. Begitu bangun tidur, aku langsung menghampiri nenek yang sedang memasak. “Nek, bapak ibu gak pulang ya ?”. Nenek tersenyum dan berkata, “gak papa. Mungkin besok pulangnya. Kan lagi cari duit buat beli susu buat kamu dan adik”. Aku cuma diam lalu minta gendong sama nenek. Begitu polosnya aku saat itu.

Sejak kecil aku diajarkan untuk menghargai apa yang dimiliki, berusaha untuk mendapatkan sesuatu, dan bersyukur dengan apa yang ada. Mandiri begitu sangat ditekankan padaku. Sejak kelas 5 SD, aku harus mencuci dan menyetrika bajuku sendiri. Kelas 6 SD aku harus bisa memasak nasi. Memang sejak kecil aku sadar kalau aku bukanlah orang kaya yang bisa semau mereka. Kadang aku masih heran dengan apa yang ku lakukan saat masih kecil dulu. Di saat anak-anak lain merengek agar dibelikan sesuatu, aku malah menolaknya dengan berkata, “Gak usah beli aja bu. Mahal harganya. Buat beli susu buat adik aja”, aku berkata dengan polosnya. Padahal saat itu ibuku begitu bersemangat untuk membelikanku mainan. Entah kenapa aku begitu mengerti keadaan kami. Tidak Cuma sekali,tetapi beberapa kali seperti itu.

Saat aku kelas 5 SD, ayah dan ibuku memutuskan untuk bekerja membuat rambak. Ya sejenis kerupuk gitu lah, tetapi warnanya coklat. Aku saat itu senang sekali, karena ayah dan ibu bakal dirumah terus. Dan mulai saat itu juga, aku diajarkan untuk mengerti betapa kerasnya hidup.

Membuat rambak dimulai sejak dari pagi buta dan sampai malam. Pagi-pagi sekali aku bangun untuk membantu ayah dan ibuku menyiapkan segala sesuatunya sampai waktunya aku berangkat sekolah. Sepulang sekolah, aku kembali membantu ayah dan ibu membuat rambak. Dan itu sampai malam menjelang. Kadang ibuku menyuruhku berhenti membantu agar aku belajar, tetapi aku tetap ngeyel untuk membantu. Memang saat itu aku rela menghabiskan sebagian waktuku untuk membantu ayah dan ibuku. Di pikiranku aku tanamkan bahwa pekerjaan ini pada akhirnya untuk membiayai sekolahmu dan adikmu. Kemudian saat aku kelas 3 SMP ayah dan ibuku memutuskan untuk membuat kerupuk. Ya, kerupuk seperti yang dijual di warung dan rumah makan. Dengan begitu semakin banyak waktu yang harus kusisihkan untuk membantu ayah dan ibuku. Begitu seterusnya sampai aku SMA. Bekerja dari pagi sampai malam. Sering aku baru mandi pukul 11 malam. Kemudian harus bangun pukul 3 pagi untuk belajar. Memang kadang hatiku sedikit protes dengan ini, tetapi aku berhasil mengatasinya. Dengan kembali menanamkan bahwa pekerjaan ini adalah untuk mebiayaiku dan adikku.

Sejak kecil aku hidup dari kerupuk, dan segala sesuatu yang aku punya juga berasal dari kerupuk. Dari hal ini aku belajar sesuatu bahwa aku harus bisa menghargai apa yang telah aku punya, mensyukuri apa yang Allah SWT telah berikan padaku. Aku mengakui kalau aku bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi dari keluarga yang sederhana. Untuk bisa makan setiap hari kami harus bekerja keras. Terkadang aku disepelekan karena aku berasal dari keluarga miskin. Aku sudah terbiasa dengan itu. Di tinggalkan teman karena aku tak punya apa-apa. Memang menyakitkan. Tetapi aku sudah terbiasa dengan itu.

Kerupuk telah mengajariku bagaimana menghargai. Kerupuk telah mengajariku bagaimana bersyukur. Kerupuk telah mengajariku apa itu arti kehidupan. Kerupuk telah mengajariku apa arti dari kesabaran. Kerupuk telah mengajariku tentang memahami orang lain. dan kerupuk telah mengajariku tentang kerja keras.

Pedoman IFRS WILEY 2010


.


Hey hey, udah tau kan apa itu IFRS? Pasti teman-teman akunisti sudah hafal di luar kepala. Ya, benar, IFRS itu kependekan dari International Financial Reporting Standard. Atau bahasa simpelnya Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Nah, sekarang kan semua entitas keuangan harus menerapkan standar IFRS dalam melaporkan kondisi akuntansinya. Gak kaya dulu yang memakai standar FASB dari Amerika. Tujuan penerapan IFRS ini agar seragamnya pelaporan akuntansi di seluruh dunia.
Tentu teman-teman harus tahu tentang IFRS karena teman-teman itu adalah seorang calon akuntan. Tentu harus belajar tentang IFRS. Tetapi kadang semangat belajar terbentur karena buku materi yang harganya mahal, apalagi buku tentang IFRS ini. Nah, sekarang saya mau share buat teman-teman e-book dari IFRS WILEY tahun 2010.

Silahkan teman-teman download DI SINI